Rabu, 20 Mei 2009

anemia dalam kebidanan

MenurutWHO, anemia diperkirakan ikut berperan pada hampir 40% kematian ibu hamil. Klebanoff dkk.(1991) meneliti hampir 27.000 wanita dan menemukan peningkatan ringan resiko kelahiran preterm pada anemia midtrimester. Lieberman dkk.(1987) mendapatkan keterkaitan positif antara hematokrit yang rendah dan kelahiran preterm pada wanita berkulit hitam, dan menyarankan bahwa anemia merupakan penanda difisiensi gizi. Anemia mungkin menyebabkan hambatan pertumbuhan janin. Menurut Barker dkk(1990), anemia dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular. Kadyov krk (1998) mengajukan bukti bahwa anemia ibu mempengaruhi vaskularisasi plasenta dengan mengubah angiogenesis pada awal kehamilan.

Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang sering disebut hidremia atau hipervolemia. Tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah. Dengan perbandingan plasma 30 %, sel darah 15 % dan Hb 19 %. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi selama kehamilan dan bermanfaat bagi wanita.Pertama, karena pengenceran meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidremia cardiac output meningkat. Kerja jantung lebih ringan jika viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang sehingga tekanan darah tidak meningkat. Kedua, pada perdarahan saat kehamilan banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.

Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya antara 32 dan 35 minggu.batas Hb untuk kehamilan 10 g/100 ml. Hb antara 10 dan 12 g/100 ml dianggap anemia fisiologi atau pseudoanemia.

Frekuensi anemia antara 10 dan 20 %. Karena defisiensi makanan sangat penting dalam hal ini. Menurut Hoo Swie Tjiong frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5 %, pseudoanemia 57,9 %, dan wanita hamil dengan Hb 12 g/100 ml atau lebih sebanyak 23,6 %. Hb rata-rata 12,3 g/100ml pada trimester I. 11,3 g/100 ml pada trimester II, dan 10,8 g/100 ml pada trimester III. Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi semakin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia pada kehamilan meningkat pula.

Pembagian anemia dalam kehamilan

  1. anemia defisiensi besi

terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering dijumpaipada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan makanan, karena gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg.

Tanda dan gejala:

· memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah

· lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut.

ciri-ciri anemia defisiensi besi

  • mikrositosis
  • hipokromasia
  • anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat normositer dan normokrom
  • kadar besi serum rendah
  • daya ikat besi serum meningkat
  • protoporfirin meningkat
  • tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.
  1. anemia megaloblastik

terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisensi makanan.

Gejala-gejalanya:

  • Malnutrisi
  • Glositis berat(Lidah meradang, nyeri)
  • Diare
  • Kehilangan nafsu makan

Ciri-ciri anemia megaloblastik

  • megaloblast
  • promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang
  • anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan ndenagn defisiensi besi dalam kehamilan

  1. anemia hipoplastik

terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplstik karena kehamilan, apabila wanita tsb telah selesai masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita mengalami anemia hipoplastik lagi.

Ciri-ciri

  • pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12.
  • Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata

  1. anemia hemolitik

terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnay tidak menderita anemia. Anemia hemolitk dibagi menjadi 2 golongan besar:

  1. disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti thalassaemia, anemia sel sabit, sferositosis, eliptositosis, dll.
  2. disebabkan olehfaktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6 Fosfat dehidrogenase, leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.

Gejala proses hemolitik

    • anemia
    • hemoglobinemia
    • hemoglobinuria
    • hiperbilirubinuria
    • hiperurobilirubinuria
    • kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll

(danieher.multiplay.com)

link blog lela dewi

link blog yuni dwi

link blog vita

link blog risa

link blog tanti


Blogspot Template by Isnaini Dot Com